Suatu hari, seorang Oxer berkendara motor menempuh perjalanannya. Entah karena sebab apa, ia diberhentikan polantas yang sedang bertugas. Naas, surat motornya ternyata tertinggal di rumah. Singkat kata, karena menolak 'damai' -sebagai jalan singkat-, ia pun memilih pulang dulu untuk mengambil STNK-nya. Kunci motor disita sementara oleh petugas dan motornya dipinggirkan, menunggu 'urusan' diselesaikan.
Beberapa waktu kemudian, Sang Oxer kembali. Tapi, bukan dalam waktu yang bersegera, melainkan ketika Pak Polantas sudah berlalu, mungkin jenuh menunggu. Motor tampak dititipkan pada seorang pedagang di pinggir jalan, yang tentu menurut saja, mengingat yang menitip adalah penegak hukum yang sepatutnya dapat dipercaya.
"Pak, saya mau mengambil motor, ya," Sang Oxer meminta izin pada orang yang ketitipan. "Sudah beres, ya, Cep?" begitulah kira-kira yang ditanyakan, berbalas anggukan. Tanpa basa-basi lagi, diizinkan.
Lalu, clep, menancaplah... kunci duplikat motor kesayangan! Sang Oxer lalu berlalu dengan senyum pancaran kecerdasan. Motor dapat diambil tanpa 'urusan' yang berkepanjangan.
Sekilas kenangan tentang orang istimewa. Kutulis dengan bermacam rasa. Kisah yang menuntun senyum, sembari membawa citarasa kenangan lama. Selengkapnya, Kang Uted yang lebih mengingatnya. Beliau bawakan untukku di suatu masa, ketika tiba di Jogja. (@yoezka/pic: Kang Nana Rusdiana)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar