Ruangan Kerja Paling Seram!

Saat ini saya bawa rekan-rekan sejenak untuk menyebrangi Selat Sunda menyusuri kea rah selatan propinsi Lampung sampai ke kaki gunung Tanggamus (tertinggi di prop Lampung), dimana tempat saya menjalani apa yang pernah kita pelajari dulu bersama di bangku kuliah (meski lebih banyak yang gak ada teorinya tentunya). Disana tertata kompleks perkantoran milik pemkab Tanggamus menyusuri kaki gunung naik turun searah dengan kecuraman kontur gunung itu. Terkadang saya membayangkan kenangan tanjakan mesra jatinangor kita saat tiap pagi naik kesana, karena beberapa ada kemiripan dengan kampus kenangan kita.

Di satuan kerja kami ada satu ruangan besar staf secretariat yang terdiri dari 2 kasubbag (esselon 4) dan tiga ruang bidang teknis termasuk bidang kami. Selain ruangan kepala dinas dan sekretaris yang terpisah. Di bidang sendiri terpisah antara ruang staf dan kepala bidang masing-masing. Ruangan saya agak lumayan memiliki privacy maklum satu-satunya kabid tercantik disitu (maaf yang lain pejantan semua).

Amat jarang atau sempat saya memperhatikan kondisi atau perubahan dalam ruangan karena kadang panggilan briefing, rapat atau tugas ke lapangan. Selain kepentingan tersebut juga saya tidak berubah dari dulu memang tidak betah dengan duduk menyendiri di ruangan..kerap saya duduk di ruangan staf familiar ngobrol sambil sesekali re-cek pekerjaan mereka. Atau ke ruangan lain sekedar silaturahmi dan koordinasi dengan bidang lain atau secretariat (dapat ilmu dan wawasan dari yang lain, asal jangan dapat gossip aja).

Kefamiliaran saya itu senantiasa membuat staf atau kasi bidang lain tidak segan berkonsultasi dengan saya, mungkin karena dianggap orang lama mengekor di satker peternakan. Panggilan pun jarang sekali yang memanggil 'ibu' (mungkin karena belum tua…masih STW alias setengah tua). Yang memanggil ibu paling-paling anak-anak TKS yang masih baru masih gak enak mau memanggil 'teteh' atau 'mbak' seperti kebanyakan. Suasana kekeluargaan di kantor kami amat kental kadang membuat pimpinan satker lain iri pada Bos kami.

Suatu hari saya sedang menghadap sekretaris mengkoordinasikan suatu pekerjaan, obrolan memanjang melebar (meluas…) dari masalah pekerjaan beralih kepada kebiasaan beliau sesekali menginap di kantor dikawani penjaga malam karena jarak tempuh kantor dan tempat tinggal beliau di ibukota propinsi lebih dari 100 km sebagaimana sebagian besar pejabat disini.

"Di kantor kita ini banyak penunggunya teh," katanya sambil membolak balik kertas berkas. Ucapannya sontak membuat bulu kuduk saya meremang…..

"Iya tah pak?" saya balik bertanya menyahut agak gamang..

"Iyalah... tapi kalau saya gak tau persis... si Amin (penjaga malam) yang paling hapal ada berapa di tiap ruangan itu...,” lanjutnya.

Hembusan AC terasa tambah dingin ditengkuk…menembus lapisan jilbab…

Tadinya saya hamper melontarkan candaan kalau-kalau penunggu yang dimaksud adalah sales-sales rokok dan minuman yang kerap sengaja datang ke kantor setelah kantor sepi dengan tampilan seksi dan tentunya konsumen yang dicari tak pernah kaum hawa…
Tapi melihat wajah beliau serius, sayapun segera pamit kembali ke ruangan sambil masih terfikir kata-kata pak sekretaris tadi.

Di ruangan, saya iseng memutar kursi ke arah kaca yang biasanya saya belakangi. Tiba-tiba saya kaget melihat kaca hampir berlubang yang seperti ditembus benda keras kecil dikelilingi retakan yang berpendar tak terlalu lebar, sekilas seperti bekas tembakan. Saya segera panggil Amin (penjaga malam) dan Andi (cleaning service).

"Kalian sejak kapan pernah melihat ini?" tanya saya sambil menunjuk lubang yang tak tembus itu.

"Kemarin gak ada 'mbak," jawab Andi singkat.

"Kok seperti bekas peluru ya Teh?" ujar Amin sambil spontan mendekat. Ia menyentuh dengan ujung jarinya.

"Iya tapi arah tembakannya dari dalam ruangan, gak mungkin kalau saya atau kalian gak tahu ada orang masuk ke ruangan ini, apalagi bawa senjata api!" saya agak dongkol juga mendengar jawaban yang tidak pasti dari mereka.

Keduanya bungkam.

"Jangan-jangan...” Amin menggumam tapi terputus.

"Apa?" saya mengejar kata-katanya yang menggantung.

"Suara gaduh semalam itu...” kata Amin. "Tapi saya tak jadi mendekat karena saya yakin ruangan Teteh sudah saya kunci dari luar, karena..." dia urung meneruskan kata-katanya.

Suasana terputus karena saya keburu dipanggil kepala dinas.

"Ya sudah.. lain kali kalian cek kalo ada apa-apa,” ujarku mengakhiri sambil meninggalkan mereka berdua yang masih mematung.

Ketika saya kembali ke ruangan, saya dapati suara beberapa staf membicarakan sesuatu dengan serius dan senyap tiba-tiba ketika saya lewat. Saya pura-pura tidak tahu daripada mereka tambah gak enak. Setelah saya masuk ruangan salah satu kasi masuk tergopoh sambil menyodorkan map berkas sambil bergumam lirih.

"Amin ada-ada aja, tadi dia bilang ruangan ini paling SEREM mbak," ujarnya hati-hati.

"Kenapa? Ada yang mendengar aneh-aneh tah?" jawab saya tanpa mendongakan kepala. Mata tetap tertuju pada lembaran koordinasi yang belum selesai diparaf, sembari pikiran melayang ke pembicaraan tadi pagi di ruangan sekretaris.

"Katanya sering dia dengar, kata Amin baru sampai di pintu bidang sana aja merindingnya udah gak tahan," tambahnya.

'Mungkin pasukan saya sering jagain nih ruangan," jawab saya sekenanya, "biar aja, biar LSM-LSM itu pada merasa serem datang ke ruangan ini," lanjut saya mesem.

"Ya mbak, kayanya sih begitu," katanya sambil bergidik.

Ternyata pancingan saya 'kena'. Sepertinya isu ruangan TERSERAM itu menjadi pembicaraan heboh Pejabat Teras alias pekerjaan jarang diembat hobinya ngobrol di teras.

Ketika saya pulang, saya berhenti dan menurunkan kaca melihat isyarat si Amin memanggil dari teras.

"Kira-kira asalnya darimana ya teh?" tanyanya pucat pasi. Saya yakin ini pertanyaan masih berkisar mahluk halus di ruangan saya itu.

"Ya bawaan dari kampung lah!" lagi-lagi saya sekenanya dan memang mengena...(hag siah... geus kapalang jadi gossip, hajakeun we ku urang! Ieu elmu rada sami sareng AVJ margi saguru benten aliran).

"Oh.. kalau gitu saya setelin mp3 jaipongan aja biar 'dia' seneng," timpal Amin tak kalah serius. Kawan-kawan di kantor mengenal baik kalo saya berasal dari jawa barat bumina jaipongan (mungkin juga saya terlihat seperti mantan artis jaipongan, red.)

"Coba aja!" saya tersenyum penuh misteri (dinu hate mah ngabarakatak...)

Sambil berlalu saya berpikir juga apa iya sambil sesekali mengintip jok belakang lewat spion tengah... kalau-kalau... ada yang ikut tanpa permisi... iiiyyyyyy!!!!

Entah kenapa insting saya jadi sensitif pada hal-hal yang horror sejak dikontrak Ox92.net untuk menulis kisah-kisah misteri. Saya merasa didukung oleh lingkungan 'luar sana' (aliens, red.)

Allah yang Maha Ghaib menciptakan mahluk tak kasat mata yang setiap hari mungkin lalu lalang bersama kita. Biarlah hidup saling menghargai tanpa saling meremehkan dan membesar-besarkan...

by Imoel - Tanggamus

6 komentar:

  1. oxer mania...16 Juni, 2011

    lega juga saderek-saderek blog kita tos sabihara-sabihari deui,...tp jadi isin ka segenap admin anu tos berjuang tanpa lelah.. belum lagi protes penikmat yg murudul...sok urang emutan... dimana letak masing-masing...?
    a. penonton (tak peduli apapun)
    b. pembaca (protes bila tdk memuaskan)
    c. penikmat (demo bila tidak ada yg gress..)
    d. pemerhati (memberikan masukan positif)
    e. simpatisan (merasa memiliki d tentunya nyumbang...)
    f. donatur (atos nyumbang teu acan...?)
    f..........(boleh diisi dg spesifik kontribusi lain)...

    urang isin sasarengan yuk...! daripada tos teu gaduh kaisin... bah...bah...bahaya...!!!!
    acung jempol kanggo ketegaran d kegigihan admin!!

    BalasHapus
  2. hatur nuhun oxer mania... media ini hadir atas dukungan semua :)
    salut untuk semua oxers!

    BalasHapus
  3. ada apa dengan LSM?? lagu lama,orang dinas dan LSM sama2 saling negatif thingking

    BalasHapus
  4. haturnuhun parantos dimuat.. kanggo saderek pengunjung... teu kedah diperdebatkan perkawis LSM srng PNS mah...aya pandangan general yg tdk bisa dibenarkan untuk semua orang... kaleresan abdi PNS sering pendak srng LSM anu henteu aya 'eusian' tapi pasti saderek oge sering pendak srng PNS anu kotor eusina...janten naon wae diri urang...keun... mudah-mudahan teu liren perbaiki diri sinareng digentos negatif thingking na janten POSITIF THINGKING...

    BalasHapus
  5. tamu khusus28 Juni, 2011

    gimana orangnya lah ya... tidak LSM tidak PNS, kalau tidak punya yang positif mah ya bisa jadi negatif...

    BalasHapus
  6. naha nu komen srg cerita teh asa teu nyarambung aaahh.....hidup POSITIF THINKING......

    BalasHapus

Kisah Kikeu

Imoel's Notes

Foto Djadoel