Kisah ini nyata pernah terjadi di tahun 1994, saat kita telah jadi dan menjelma angkatan senior pelaksana Mabim (Masa Bimbingan). Mahasiswa baru yang dimabim adalah angkatan 1994. Seperti yang sudah diketahui teman-teman sekalian, tahun itu adalah tahun pertama ketika program D3 diadakan pertama kalinya di kampus kita. Jadi mahasiswa baru jumlahnya langsung melonjak tahun tersebut (gabungan S1 dan D3). Ritual mahasiswa baru masuk ruang senat adalah menjadi incaran kita-kita senior baru jadi, khususnya senior Tatib yang berniat melancarkan akting wajah galak dan seram pada mahasiswa baru, termasuk saya saat itu.
Setelah beberapa hari ritual ruang senat berjalan, terus terang perlu ada energi dan nuansa baru untuk menghidupkan suasana ruangan tersebut. Sebab kalau tidak, boring yang terjadi karena hanya ada repetisi ritual saja seperti hukuman menyanyi, push up dll.
Hari itu, saya sengaja membawa Koran Pikiran Rakyat yang berisi pengumuman hasil UMPTN. Memang sudah saya niatkan untuk bawa surat kabar tadi dan jadikan itu bahan yang baru, fresh dan lain daripada yang lain.
Siang itu, masuklah beberapa calon mahasiswa baru ke dalam ruang senat, beberapa pria dan wanita. Jreng.. jreng..., mulai rame nih…! Saya hanya diam di pojok ruangan. Dari beberapa tanya-jawab singkat dari teman-teman senior '92 yang ada, diketahuilah ada salah mahasiswi S1-1994, ada yang kebetulan ayah-nya adalah dosen senior di Fakultas Pertanian Unpad, fakultas balad sebelah kita.
Nah ini, pucuk dicinta ulam tiba. Tibalah saatnya Aa Tatib 035 beraksi... "Halik ku aing", da geulis mahasiswi baru ieu teh, wajahnya manis semanis wajah artis keturunan Aceh, hehehe. Saya tidak akan sebut nama ah (belum ada ijin), seandainya anda baca, maafin Aa ya...
Tibalah saatnya Aa Tatib 035 beraksi... "Halik ku aing", da geulis mahasiswi baru ieu teh, wajahnya manis semanis wajah artis keturunan Aceh...
035 berkata: "Sini kamu!" yang lain pun terdiam, ruang senat mendadak sunyi senyap (nah yang ini mulai lebay nih!).
035 lanjut: "Benar kamu anak dosen Faperta?". "Benar kamu ikut UMPTN dan dinyatakan lulus UMPTN dan bukan mahasiswa lulus titipan?"
Mhsi Baru: "Benar, Kang!"
035: "Saya nggak percaya, kamu pasti mahasiswa titipan. MAHASISWA TITIPAN!" Suara 035 makin meninggi dan ditambah dengan riuhan rekan senior yang lain menambah suasana mencekam saat itu.
Mhsi Baru: "Benar, saya nggak bohong, kang, Sumpah, kang!!!" suaranya tercekat dan rasa tidak terimanya mulai muncul. Terlihat sekilas ada bulir air mata kecil di matanya. Senior 035 sebenarnya juga sedih dan akan menghentikan akting marah itu (bo'ong deng). Akting dan lakon Tatib terus berjalan.
035: " Saya tidak percaya! Ini saya bawa koran PR hasil pengumuman UMPTN. Kalau kamu jujur, kamu tentu pasti masih hafal nomor peserta UMPTN kamu. Cepat kamu tunjukan dan buktikan pada akang-akang dan euceu-euceu disini kamu memang lulus UMPTN dan bukan MAHASISWA TITIPAN!!! CEPAT!!!! Ini korannya!"
Segeralah gadis manis itu, mulai duduk di lantai ruang senat disaksikan senior oxers yang bertugas di ruang senat dan beberapa anak baru rekan gadis itu.
Detik berlalu menjadi menit, sang gadis mahasiswi baru masih melusur lembar demi lembar Koran PR yang saya bawa tadi. Berlembar sudah dibukanya.
Senior Oxers lain: " Ayo cepat, tunjukkan buktinya, mana-mana???" Suara senior riuh memenuhi ruangan senat saling bertimpalan. Terlihat air mata mulai bercucuran di wajah sang gadis mahasiswi manis tersebut. Tampaknya sudah habis berbatang-batang, tuan belum datang (kata Iwan Fals dalam lagunya). Maksudnya, sudah habis berlembar-lembar Koran PR dibuka, belum nampak nama dan nomornya muncul sebagai bukti gadis tersebut lulus UMPTN.
035: "Tidak ada ya? Jadi benar kan tebakan saya, kamu adalah mahasiswa titipan!?!!"
Mhsi Baru menangis dan berurai mata : "Sumpah kang, saya ikut UMPTN dan lulus. Saya bingung kang, kok nama saya dan nomor saya tidak ada"
035: "Ya karena kamu memang mahasiswa titipan!"
"TIDAK KANG!!!," diapun protes.
Mhsi Baru: "Benar saya lulus UMPTN!!" setengah berteriak dan dalam deraian air mata gadis itu memprotes pernyataan provokasi saya.
Dititik ini, jujur sebenarnya saya ikut merasa bersalah dan trenyuh. Ada gadis manis menangis didepan kami-kami, bukan karena adanya hukuman scout-jump/push up atau hukuman lain di ruang senat, tetapi menangis karena "tuduhan Mahasiswa Titipan". Itu lebih menusuk hati ya mungkin kali ya (ya heueuh atuh kang!!!). hehe
035: "Ya sudah sini, sekarang tenang saja dulu. Kamu lulus UMPTN ujian tahun kapan?"
Mhsi Baru: "Tahun 94, tahun ini kang" sambil masih terisak.
035: "Sekarang lihat baik-baik, itu Koran PR yang saya kasih tadi tahun berapa?"
Sang gadis segera mengambil Koran dari lantai.
Mhsi Baru: "eh koran PR tahun 92, kang!" sambil mulai tersenyum tapi masih terisak tipis.
"Sekarang lihat baik-baik, itu Koran PR yang saya kasih tadi tahun berapa?"
035: Ya, iyalah, kamu ini... bagaimana kamu bisa dapat dapat nomor dan nama kamu disitu, da' itu Koran PR pengumuman hasil lulus tahun 1992. Mun dicari oge, yang ada juga malah nama saya malah!!!!"
Hehe…senyum dan riuh mulai hadir semarak diruang senat siang saat itu. Termasuk senyum kecut tapi manis dari gadis manis mahasiswi baru itu.
035: "Ini koran yang bener, cari sekarang". Tak sampai dua menit, ia dengan penuh senyum manisnya berdiri dari lantai dan menunjukkan bukti nama dan nomornya tertulis di Koran PR, Korannya Jawa Barat
Mhsi Baru: "Ini Kang!"
Hore... meledaklah lagi reriuhan di ruang senat semarak siang itu.
Percaya Teh... percaya Teteh, da' tadi cuma akting Aa... hehe
Percayalah teman, tak ada cerita lanjutan romantisme setelah itu. Karena kita Oxers menjunjung tinggi etika berelasi senior junior yang sepakat kita pegang bersama. Betul tidak? Cari teman nih, hehehe.
Tetapi yang pasti, saya tidak tahu apakah Teteh 94 yang dimaksud itu, menyimpan sakit hati tidak pada diriku ini. Hingga pada suatu masa, bertahun setelah kejadian diatas, kira-kira di tahun 2003 atau 2004, ketika sedang pulang berbelanja bersama istri dari D'Best Fatmawati Jakarta sore itu, tiba-tiba ada suara terdengar dari kerumuman selasar mall, "Kang A*r*, lupa ya sama saya..? Pasti lupa ya?"
Halah... ternyata si gadis mahasiswi itu menyapa ex Aa Tatib ini sambil tersenyum. Senyumnya masih sama seperti dulu, senyum-senyum kecut manis begitu. Saya tidak tahu dia ingat akan peristiwa masa lalu itu atau tidak. Yang pasti dia tersenyum, menyapa saya dan istri seraya mengenalkan suaminya. Dalam pembicaraan saya tahu bahwa ia bekerja di Jakarta juga di Bank BUMN terbesar di Indonesia saat ini. Alhamdulillah. Kalau dia membaca tulisan ini, jangan senyum-senyum kecut saja ya. Maafkan Aa Tatib ini ya atas kelakuannya dulu.
Senyumnya masih sama seperti dulu, senyum-senyum kecut manis begitu...
dikirim oleh Ox035 – Ex Aa Tatib
Ox035 ternyata Tatib berhati melow...
BalasHapuswah..wah.. harus diusut nih...jangan-jangan agen 035 biang nu jadi tukang kerok dalam banyak kejadian...he..he..piss ah..( masih tetep Jail Pak..??)
BalasHapuswah..tau ga diterusin mah ku Aa Ox-34 dilanjutkeun...he he he..tp emang bener kita para oxers memang menjunjung tinggi etika berelasi senior junior (bener kitu huahahaha...)
BalasHapuscheers
Aa Tatib 034, bejakeun weh da' teu payu baheula teh!!! haha. Itu berlaku untuk kita semua kok Banyak teman kok, komo mun carita Aa 025, inget teu Benk?
BalasHapusPinangan berbalas jawaban si gadis - gimana yaaa???
wah, ternyata banyak rahasia di antara kita hehehe
BalasHapusHa ha ha..bener 035,emang teu payu baheula mah, hanas nganteurkeun 025 sugan teh rek ditarima he he..., bener oge mang admin, loba secret admire diantara kita...he he he
BalasHapusitu akan kita bongkar satu persatu kang ibenk :)
BalasHapusmasih menunggu agen-agen kita di lapangan yang sedang bergerak (mengetik)...
Lucu dan mengharukan... sayang saya ga ada di TKP, karena ga lulus MABIM hiks...
BalasHapus